Hidup

•08/05/2012 • Leave a Comment

Hidup ini adalah perjalanan singkat untuk semata menyembahNya

Kuingin hidupku begitu saja;

jauh dari angan kuasa, cinta dunia, dzalim sesama, sambil bisa dakwah bersama

Kuingin hidupku begitu rindu;

manfaat menyatu, jauh kufur, senantiasa syukur, tanpa ragu membaur

Kungin hidupku seperti padi;

bertindak dengan ‘ilmy,  berdamai dengan hati, segera dapat istri #eh

 

Kematian adalah keniscayaan; bukan dihindarkan dan dilupakan, namun dipersiapkan

Mati adalah evaluasi, dipakai untuk apa umur hidup selama ini

Kuingin saat mati;

semua hutang terlunasi, semua dzalim terampuni, semua kerabat mencintai

semua semangat mendo’akan, amal jariyah mengalir terus bertambah, keturunan optimal berpahala

Kuingin saat mati;

kesedihan begitu pilu karena Aku sangat dicintai

namun kebahagiaan begitu menggelegar merayakan manfaat yang tertinggal di dunia, hingga nama terlupa, yang bersisa hanya pahala atas jasa’

 

Kuingin kelak;

bila tak bisa jadi Hafidz, smg Allah perkenankanku tuk persiapkan keturunan Hafidz, tuk berikan orangtuanya pakaian hijau indah di SyurgaNya, kelak.

Tim 16

•03/04/2012 • Leave a Comment

                Banyak yang bilang, bahwa salah satu tanda Allah SWT mencintai kita, adalah dengan memberikan kita kesibukan. Tentu, sibuk dalam kebaikan. Dengan sibuk, Dia menjauhkan kita dari hal-hal yang tak berguna, bahkan dari kemaksiatan. Selain itu, dengan kesibukan atas kebaikan, nilai guna kita di dunia pun (seharusnya) bisa meningkat, dan ladang panen amal shalih pun makin meluas, tentu bila dimanfaatkan dengan baik.

                Kesibukan ini bernama amanah. Amanah untuk bekerja bagi orang banyak, dengan menyisihkan sedikit (bahkan mungkin banyak) waktu untuk diri sendiri, demi kebaikan orang lain. Amanah yang dengannya harus saya relakan sedikit waktu istirahat untuk setidaknya memastikan sekecil apapun perubahan di kemahasiswaan, lewat media apapun; sms, bbm, twitter, facebook, bahkan stay di masjid kampus dan rapat-rapat kampus. ‘Mikirin’ mahasiswa lewat Senat Mahasiswa, ternyata capek-ga capek, seneng-ga seneng, tapi berjuta syukur pd Illahi tetap terpanjat.

                Allah SWT memang tidak akan pernah meninggalkan hambanya dalam keadaan susah-suram-putus asa sendirian. KeadilanNya melampaui nalar, sehingga nikmat yang diberikanNya pasti dalam kadar kecukupan bagi hambaNya, bila hambaNya mau merasa. Ya, di sela kelelahan dan beban petualangan ini, Allah telah titipkan pada saya sebuah tim untuk bekerja bahu-membahu untuk mahasiswa, bersama-sama. Senat Mahasiswa FK Unpad, dengan fungsi dan komponen yang begitu beragam, tentu memerlukan kerja jama’ah yang solid untuk menyelesaikan tugasnya, dan untuk itu, Allah berikan saya dengan cuma-cuma, nikmat sederhana yang (mungkin) akan jadi salah satu yang paling saya syukuri di kehidupan saya; Tim 16 Senat Mahasiswa FK Unpad 2012.

 

                Sy bukan mau ngejelasin Senat-nya, tapi cuman mau ngasih gambaran dimana posisi mereka di Senat Mahasiswa; mereka adalah lingkaran inti kepengurusan Senat Mahasiswa, pemimpin bagi masing-masing bagiannya. Nomor-nomor yang ada di belakang tanda pagar adalah nomor yg sy kasih buat mereka; untuk identitas, panggilan sayang, reminder, nomor absen, banyak deh pokoknya. 😀

                Dibawah ini adalah nama-nama Tim 16, dan sekalian saya deskripsikan dalam 5 kata supaya kegambar orang-orangnya kaya gimana;

#2 Sekretaris Jenderal; Pratami Diah Herliani (Tami) – FK Unpad 2009

                 Lembut – Ibu – Sabar – Tukang Bully – Konkret

#3 Koor. Staf Ahli Medinfo; H. Pusfa K (Pusfa) – FK Unpad 2010

                Kocak (Walaupun sama sekali ga keliatan kocak) – Muka datar – Suara datar – Staf Ahli – Militan

#4 Kabid Pengembangan Potensi Mahasiswa; Dimas Febrian Purnomo (Dimas) – FK Unpad 2010

                Jayus (banget) – Suara seksi – Tangan terbalik – Potensi – Penyabar

#5 Kabid Supporting System; Hafdzi Maulana (Hapji) – FK Unpad 2010

                Kucing – Rambut muka – Moody – Korea – Karya Tulis

#6 Kabid Eksternal dan Sospolmas; Nurani Nashuha Arief (Nuni) – FK  Unpad 2010

                Manic – Joget – Pelupa – Mau belajar – Bocah

#7 Kabir Kestara; Desy Anggraini (Eci) – FK Unpad 2010

                Galau – Telaten – Galau (lagi) – Baik hati – SEHAT (ehem)

#8 Kabir PSDMO; Achmad Triadi Setiawan (Mamet) – FK Unpad 2009

                Cerdas – Sistematis – Kadang2 lemot – Main iPhone waktu rapat tim 16 – “IKEH!”

#9 Kasie P&K; Annisa Lidra Maribeth (Ibeth) – FK Unpad 2010

                Padang –  Bocah – P&K – Penyabar – Sedang banyak belajar

#10 Kasie Pendpro; Ivan Kurnianto Prabowo (Ivan) – FK Unpad 2010

                Garing – Pintar – Porsi makan ga santai – Public enemy tim 16

#11 Kasie SPU; Pesiar Ilman (Bos) – FK Unpad 2010

                Extraordinary – Diluar jalur – Kreatif – Berprinsip – Kocak

#12 Kasie SOKA; Raisha Pratiwi Indrawati (Ica) – FK Unpad 2010

                Makan – Mata Suzanna – Hipotensi – Makan (lagi) – Mata Suzanna (lagi)

#13 Kasie Dana Usaha; Sofwah Nisana (Opeh) – FK Unpad 2010

                Galak – Uang – Anak Ustadz – Doa di Twitter – Cara Berjalan

#14 Kasie Kajian Strategis Ilmiah; Farhatul Inayah (Farah) – FK Unpad 2010

                Galak – Labil – Bayam – Konkret – BBM! Dikdok! SJSN!

#15 Kasie PKM; Kartika Malahayati (Tika) – FK Unpad 2010

                Kibas Rambut – Peka – Tabah (baca: STF) – SEHAT – Masyarakat

#16 Kasie Hublu; Dilla Aprillia (Dilla) – FK Unpad 2010

                Rajin bales sms – Taraktakdestaktaktaktaktak – FK Unpad Fair – Telaten – Jazz merah

                Kehebatan-kehebatan mereka rasanya terlalu berat untuk diamanahkan pada sy. Kepemimpinan dan integritas sy sungguh masih jauh dari cukup untuk jadi pemimpin mereka. Tapi tetap, amanah adalah amanah, dan sy yakin Allah ga pernah ‘salah pencet’ takdir sehingga diberikan pada orang yang salah.

                Sejujurnya, kata yang paling pantas sy sampaikan adalah maaf. Maaf bila banyak lisan yang menyakiti. Maaf bila banyak keputusan yang dirasa kurang tepat. Maaf atas keteladanan yang tak kunjung hadir di tingkah laku sy. Maaf juga kalo sy sering cerewet nanyain masalah kerjaan, padahal kalian lagi sibuk, hehe.

                Ah, sy bukan siapa-siapa sehingga berhak menyampaikan apapun tentang kepemimpinan, bukan. Sy pun bukan ahli hikmah yg berasa tahu apa yang baik dari takdir ini. Sy cuma selalu mencoba menikmati takdir bersama kalian dengan memimpin dan melayani kalian sebaik-baiknya; semoga itu terasa dan bisa berbalik, hehe.

                Perjalanan masih (agak) panjang, mari jadi Keluarga 16 yang tak hanya lihai beretorika dan ber-jabatan, tapi mari jadi Keluarga 16 yang siap melegenda karena kerja-kerja nyata kita untuk kampus FK Unpad. Semoga, kelak Keluarga ini Allah perkenankan kembali bertemu di pinggir Telaga Kautsar Syurga-nya. Dan semoga kerja-kerja kita pada tahun ini dan seterusnya, Allah alihkan jadi timbangan kebaikan.

#fkupnotes – Olymphiart 2012

•29/01/2012 • Leave a Comment

Ada yang salah kalo anak FK Unpad ga tau Olymphiart itu apa. Pasti ada yang salah. Soalnya, Olymphiart adalah program kerja Senat Mahasiswa yang melibatkan paling banyak massa kampus (bahkan dengan keterlibatan hampir 100%) dan bisa dibilang kalo Olymphiart teh program yang paling ditunggu-tunggu oleh sebagian besar massa kampus, alasannya banyak; momen refreshing, kekeluargaan angkatan, gengsi antar angkatan, kekeluargaan FK Unpad, ajang pembuktian minat bakat, dan lainnya. Maka sudah jelas, nampaknya udah mutlak bahwa anak FK Unpad itu kenal, bahkan selalu nunggu-nunggu pelaksanaan Olymphiart. Karena alasan diatas pula, sudah tentu Senat Mahasiswa FK Unpad menjadikan Olymphiart sebagai program kerja prioritas di tiap kepengurusannya.

Olymphiart sudah berlangsung sejak awal 2000-an, dan juga telah menjadi event yang memorable bagi alumni-alumni di masing-masing tahun pelaksanaannya. Pun begitu bagi saya. Sejak mengikuti Olymphiart 2010, Olymphiart selalu mempunyai cerita khas-nya masing-masing yg agak susah dilupain; menang-kalah, susah-mudah, senang-sedih, damai-rusuh, semua ada. Dan saya yakin, begitupun pada kalian.

Mari kita lihat peluangnya. Olymphiart adalah momen besar yang dinanti massa kampus, sehingga setiap rangkaian proses Olymphiart akan mengundang animo yang besar pula dari mereka. Sebagai tulang punggung kemahasiswaan, harusnya Senat Mahasiswa FK Unpad bisa melakukan banyak hal disini, dalam konteks kemahasiswaan dan pengembangan mahasiswanya. Selain hal kekeluargaan dan teknis (yang sudah pasti dibahas di tiap penyelenggaraan), peluang besar partisipasi kampus di momen ini harusnya bisa dimanfaatkan untuk menanamkan kebaikan sebanyak-banyaknya di kampus kita tercinta, FK Unpad. Pemikiran ini ada di benak saya selama beberapa lama; gimana caranya, kita membudayakan sesuatu yang baik di rangkaian kegiatan Olymphiart ini.

Salah satu mimpi saya untuk kampus ini adalah; Intelektualitas. Bukan semata kecanggihan kualitas akademik mahasiswanya, tapi kalo bisa, seluruh mahasiswa FK Unpad bisa terpapar budaya-budaya intelektual dalam semua aspek kehidupan lewat kegiatan kemahasiswaan. Nu jiga kumaha budaya intelektual teh ? Sederhananya, pengambilan keputusan apapun di kehidupan sehari-hari berdasarkan pertimbangan yang jelas, dimengerti, dan dapat dipertanggungjawabkan. Ada keterlibatan logika baik-buruk di setiap keputusan yang kita ambil, bukan sekadar insting atau perasaan. Hal ini disambung dengan inspirasi dari teman-teman kita dalam penyelenggaran ITB Fair. Acara besar atas nama ITB yang merupakan program kerja KM ITB ini, diawali dengan pemilihan ketua-nya dengan proses yang sangat demokratis dan dapat dipertanggungjawabkan; masing-masing calon ketua menyiapkan konsep dan tim-nya, ada masa kampanye-nya, kemudian pemilihan dilakukan oleh semua massa kampus yang diwakili oleh himpunan dan UKM. (tolong koreksi bila proses-nya salah).

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membahas pelaksanaan Olymphiart, melainkan rangkaian proses sebelumnya, yakni Forum-forum Persiapan Olymphiart. Ya, di FK Unpad, Olymphiart biasanya diawali oleh Forum Olymphiart yang berisi pembahasan dan penyetujuan SOP, pemilihan Steering Committee, Discipline Committee, dan ketua pelaksana / Organizing Committee. Penyelenggaraannya merupakan tanggungjawab dari seksi Solid Kolega, dan anggota SC/DC-nya merupakan perwakilan-perwakilan terpilih dari tiap angkatan. OC Olymphiart 2010 diketuai oleh Bang Denny Lesmana Putra 2008, sedangkan OV Olymphiart 2011 diketuai oleh Muhammad Aldito Rivaldi 2009.

Dengan latar belakang di atas, kepengurusan Senat Mahasiswa FK Unpad 2012, dalam hal ini terutama Seksi Solid Kolega, berencana melakukan sedikit perubahan yang (semoga) positif pada rangkaian proses Forum Olymphiart, terutama pemilihan ketua Organizing Committee. Konsep ini diinisiasi oleh sebuah pertemuan di pagi hari sebelum kuliah di kantin A6 antara saya, Tami (Sekjen), Hafdzi (Kabid 2), dan Raisha (Kasie Soka). Setelah itu, konsep disepakati dan disesuaikan juga dengan Kasie Soka 2011 Anggia Karina, dan Kabid 2 2011 Muhammad Marikar Arsy.  Di Forum Olymphiart tahun-tahun sebelumnya, pemilihan ketua Olymphiart kurang lebih begini; masing-masing angkatan mengirimkan perwakilan untuk menjadi ketua Olymphiart, kemudian kita diskusikan bersama di Forum Olymphiart untuk berujung pada satu nama, sang ketua pelaksana Olymphiart. Proses ini sudah berjalan baik selama bertahun-tahun, setidaknya sejak saya terlibat di proses ini sejak dua tahun yang lalu. Kami, Senat Mahasiswa FK Unpad 2012 bermaksud menyempurnakan proses ini. Gimana caranya, calon-calon ketua Olymphiart bisa menyiapkan pengemasan idenya dengan lebih baik, sehingga massa kampus dapat memilih dengan lebih obyektif. Gimana caranya, para peserta Forum Olymphiart tak semata memilih calon ketua  berdasarkan figuritas-insting-dan perasaan, namun juga melibatkan pertimbangan-pertimbangan konkret yang rasional sebagai alasan memilih calon mana yang terbaik untuk memimpin Olymphiart. Inilah budaya intelektualitas yang ingin kami tanamkan dalam kegiatan kemahasiswaan.

Atas dasar itu, akhirnya kami memutuskan untuk mengadakan jeda antara proses pemilihan calon ketua dan proses pemilihan ketua, Forum Olymphiart I dan Forum Olymphiart II. Di waktu jeda tersebut, Senat Mahasiswa meminta para calon ketua (yang telah disepakati Forum Olymphiart I) untuk menyiapkan hal-hal dibawah ini:

  1. CV + SWOT
  2. Visi – Misi untuk Olymphiart 2012
  3. Rancangan konsep acara meliputi; waktu, durasi, bentuk acara, inovasi
  4. Rancangan Indikator
  5. Rancangan keuangan
  6. Analisis masalah dan Solusi untuk Olymphiart 2012
  7. Bisa juga menyiapkan Tim Inti Pelaksana Olymphiart 2012

Hal-hal diatas disiapkan untuk dipresentasikan di Forum Olymphiart II pada Jum’at, 3 Februari 2012 dan untuk dijadikan pertimbangan bagi mahasiswa. Ya, dengan konten-konten di atas, diharapkan proses pemilihan ketua Olymphiart dapat berlangsung lebih rasional dan matang.

Pada Jum’at, 3 Februari 2012, selain mengundang mahasiswa FK Unpad, kami pun akan mengundang panelis-panelis terpercaya dan berpengalaman untuk menggali potensi dan ide dari masing-masing calon, sehingga mahasiswa bisa mendapatkan informasi sebanyak dan sedalam mungkin atas masing-masing calon. Tahun ini, FK Unpad punya 3 calon ketua OC Olymphiart

Semua proses ini bisa jadi tidak ideal dan bisa jadi lebih buruk, tapi ini adalah buah pemikiran dan keyakinan Senat Mahasiswa 2012 untuk bukan saja mengadakan Olymphiart yang menarik dan meningkatkan kekeluargaan FK Unpad, namun juga Olymphiart yang membudayakan hal positif bagi mahasiswa dan kemahasiswaan FK Unpad. Semoga Olymphiart 2012 bisa lebih rame, berasa kekeluargaannya, professional pelaksanaannya, dan berkah acaranya, Amin!

Senat Mahasiswa 2012; Bikin Aksi, Bukan Basa-Basi!

#fkupnotes

                                                                                                                Poundra Adhisatya Pratama

Ketua Senat Mahasiswa FK Unpad 2012

FIM 11, 25 Oktober 2011

•29/10/2011 • Leave a Comment

Forum Indonesia Muda 11

Selasa, 26 Oktober 2011

 

 

 

 

Singkat, hari ini saya banyak belajar dan ‘mengalami internalisasi’ mengenai bagaimana menjadi ‘orang yang dipimpin’ yang baik. Hari ini telah runtuh tembok-tembok tebal pikiran dangkal saya bahwa menjadi pemimpin adalah cara terbaik untuk berdakwah, untuk bermanfaat.

 

Disini, Allah SWT menakdirkan saya untuk sepenuhnya menjadi jundi. Disini, saya sepenuhnya Allah ‘hajar’ untuk menempa mental ‘dipimpin’, Allah ‘hajar’ ego-ego kepemimpinan dan kemenonjolan.

 

Bukan putus asa dan depresi, justru kedewasaan ‘berjamaah’ saya sangat ditempa, ke-lapang dada-an saya justu diasah. Hal ini justru bikin kelegaan dalam diri saya.

 

Ya, kelegaan. Kelegaan u/ tidak menjadi pemimpin, u/ tidak menonjol. Hari ini saya tersadarkan betapa rendahnya diri ini, hehe. Asik!

 

Tidak masalah kalaupun kesempatan aktualisasi saya di FIM 11 hanya sejauh ini. Sungguh, sebuah kesadaran jauh lebih mahal daripada sebuah tempaan kematangan. Sebuah kesadaran akan memompa ikhtiar dan tujuan jauh lebih kuat dan sustainable. FIM 11 berharga mahal, FIM 11 mengajarkan saya sebuah kesadaran.

 

Dengan ini, hikmah besar hari 2 adalah fase 2 kepemimpinan; menjadi jundi yang baik.

Luruskan niat, hancurkan ego eksistensi.

 

#FIM11

FIM 11, 24 Oktober 2011

•29/10/2011 • Leave a Comment

 Hari ini ‘terpaparkan’ pada saya tentang satu prinsip alur kepemimpinan (berurutan) : (1)Memimpin diri  sendiri, (2)menjadi yang dipimpin, dan (3) menjadi pemimpin bagi orang lain.

Pelajaran utama FIM 11 Hari Senin, 24 Oktober 2011 adalah mengenai mengenal diri saya sendiri. Banyak  hal yg (akhirnya) berputar-putar di otak saya mengenai potensi dan kelemahan saya. Dari sana, saya bisa  menyimpulkan kira-kira ‘jalan hidup’ apa yang bisa saya pilih untuk memaksimalkan kesempatan hidup  ini. ‘Jalan hidup’ apa yg cocok dengan potensi dan kelemahan saya, sehingga ketika ‘jalan’ itu saya pilih,  saya akan menggapai takdir optimal untuk kemanfaatan dan ibadah pada Allah SWT.

Harus diakui, ada beberapa hal yang saya pikir ‘saya banget’ selama ini, tapi ternyata itu (belakangan saya sadari) sebenarnya bukan bagian dari jati diri saya. Banyak hal, bisa karena pembenaran, tidak cermat, atau bahkan sekedar pelampiasan imatur yang melahirkan kesimpulan-kesimpulan saya atas diri saya sendiri. Ya, benarkah saya ga suka Kedokteran? Benarkah saya cenderung untuk tidak bekerja klinis, tetapi kerja birokrasi? Benarkah saya suka dunia sosial politik? Benarkah saya pemimpin tipe ini-itu? Benarkah? Benarkah?

Materi (dan inspirasi) dari FIM 11 hari ini sedikit mengetuk hati saya untuk segera ‘berfikir berani’ memikirkan pengenalan diri dan memilih takdir untuk saya. Banyak peserta yang saat ini telah menjalani bidang-bidang yang memang mereka minati. Disana mereka berkontribusi, berkarya, dan berkemampuan luar biasa. Saya iri. Saya iri. Saya merasa belum melakukan apa-apa, saya merasa belum berkarya apa-apa, saya merasa belum berkontribusi apa-apa, saya merasa belum bermanfaat untuk siapa-siapa. Saya cuman takut, ‘ketidakjelasan’ ini membuat saya menyia-nyiakan umur yang telah Allah SWT berikan kepada saya. Saya takut, ‘kebelumpastian’ ini membuat umur saya tidak berkah, tidak optimal, tidak manfaat, dan pada akhirnya akan dipertanyakan kelak oleh Allah SWT.

Hal ini membangun kesadaran bagi saya bahwa saat ini, sebelum pulang dari FIM 11, saya harus mengenali dan menentukan ‘seperti apa diri saya’, dan segera menentukan mau jadi apa saya, mau dikenang seperti apa saya, dan bakal wafat ‘macam gimana’ saya ini. Saat ini juga. Saat ini.

Pertanyaan yang sama untuk anda. Sudahkah anda yakin, anda 100persen kenal diri anda; kemampuan, kecenderungan, dan kebutuhan anda? Sudahkah anda yakin, jalan yang anda pilih sekarang dan yang anda impikan kelak, bukan berasal rasa ikut-ikutan, popularitas, materi, atau bahkan ketidaktahuan? Kenapa mau jadi dokter? Kenapa aktif disini-disana? Kenapa ikut ini-itu?

Hari ini saya ‘terajarkan’ prinsip pertama dalam alur kepemimpinan; memimpin diri sendiri, yang diawali dengan mengenali diri sendiri. Belajar kepemimpinan dari hakikatnya, dari dasarnya, dari fondasinya.

Rasanya, sungguh terlambat baru menyadari hal ini saat orang lain sudah berada di jenjang atas; berkontribusi bagi orang banyak. Ya, saat semua sudah matang berkontribusi, saya masih berkutat dalam wacana penyadaran diri. Tapi, gapapa deh, Allah SWT punya takdir yang unik dan terbaik untuk saya dan semua makhluknya. Hasbiyallah.

Selamat berkontemplasi, selamat bermimpi, kenali dirimu!

#FIM11

Seputar memimpin, dua pekan pertama SoL IV.

•27/09/2011 • Leave a Comment

Segala puji bagi Allah SWT atas gratisnya keimanan dan segudang kesempatan belajar.

Postingan ini berisi ‘luapan hati’ atas pengalaman yg diberi Allah SWT lewat amanah baru jadi Ketua Angkatan School of Leader IV. Agak sayang kalo ga diabadikan. Oia, ini sy post via twitter, trus dipindahin kesini.

1. Dua minggu terakhir ini dikasih kesempatan sama Allah u/ belajar #memimpin di lingkungan baru, situasi baru, warna baru. Mahal! :’)

2. Dalam #memimpin , dominasi bkn utama. Biarkan mkn byk org berbicara, berpikir, dan terlibat. Jadi moderator, bukan orator. Hidupkan mereka..

3. Dalam #memimpin , kata2mu memvisualisasikan SESUATU pada pengikut. Kalo pesimis, semua pesimis. Makanya, pemimpin bawa harapan itu; MUTLAK.

4. Dalam #memimpin , semangatmu jadi ruh SEMUA. Kamu lemes, bawahan pasti lemes. Makanya, pemimpin WAJIB cinta pekerjaannya, cinta pengikutnya.

5. Dalam #memimpin , pastikan semua pengikutmu dapet ‘edisi terbaik’ dirimu. Cintai mereka, perlakukan mereka dgn cinta. Mutlak. Mutlak..

6. Semoga hari2 kedepan masih Allah izinkan u/ dapet byk pengalaman lain ttg #memimpin . Alhamdulillah, makasih Ya Allah, ini sesuatu bgt :’)

Inilah Politikku

•16/09/2011 • Leave a Comment

Sinopsis Buku; Inilah Politikku

Buku karya Muhammad Elvandi

1.      Latar Belakang

Islam butuh berdiri diatas Negara. Islam butuh Negara untuk jadi big brother bagi saudara-saudara muslim di Negara lain. Negara yang akan jadi kakak tertua yang akan member model dan teladan tentang bagaimana seora da’I muslim tumbuh menjadi seorang politikus muda; tentang bagaimana seorang politikus muda berkembang menjadi negarawan besar yang matang; dan bagaimana seorang negarawan muslim melukis wajah baru di kanvas Negara dengan komposisi warna Islam yang seimbang dan setara. Indonesia yang besar dan mayoritas muslim, punya peluang ini.

Ini adalah tentang kontribusi para politikus muslim untuk memperbaiki pemerintah dan negaranya. Tentang perjuangan politik menjadikan Negara yang kita tempat menjadi Negara demokratis yang madani. Saatnya Islam tampil, saatnya dalam bentuk Negara. Sehingga Islam yang ditunggu-tunggu umat manusia itu tidak sekedar berbentuk buku; tidak juga sekedar berbentuk ruang kelas dan universitas; apalagi demonstras-demonstrasi tanpa batas; juga protes asalan di luar ruang kebijakan. Islam harus matang, dalam bentuk Negara. Dan kematangan didapat dari para penjalannya, politikus.

Fokus buku ini adalah pembekalan filosofis bagi seorang muslim yang berpolitik. Ia berbicara tentang sistem politik Islam, sejarah politik Rasulullah SAW, tahapan cita-citanya dan langkah strategisnya dalam membangun pemerintahan.

Inilah islam, inilah jalanku, inilah politikku2.      Sistem Politik Islam

    1. a.       Secara bahasa, politik berarti mengelola, mengatur, memerintah, dan melarang sesuatu. Secara definisi berarti prinsip-prinsip dan seni-seni mengelola persoalan publik
    2. b.      Dalam Al-Qur’an tidak ada satupun istilah ‘politik’. Tapi, coba tengok An-Nisa:5, Al-Hajj:41, An-Nisa:58. Terdapat kata kerajaan, kedudukan, hukum, dan keadilan yang mengindikasikan masalah publik/perpolitikan. Artinya, dalam Al-Qur’an terdapat petunjuk mengenai politik.
    3. c.       Politik bisa bersanding dengan Islam cukup dengan satu syarat; sesuai syari’ah. Sesuai dengan perkataan Imam Syafi’I : “Tidak ada pilitik kecuali jika sesuai dengan syari’at”. Namun, bukan berarti politik Islam itu kaku dan tertinggal, sesuai dengan perkataan Ibnu Aqil yang dinukil oleh Ibnu Qayyim dalam kitab At-Thuruq Al-Hukmiyah bahwa Siyasah yang Syar’i adalah : “Segala aktivitas yang membuat manusia lebih dekat kepada kebaikan dan lebih jauh dari kerusakan, walaupun tidak dibuat oleh Rasul dan tidak ada pula wahyu yang diturunkan untuknya.”
    4. d.      Perlu diperhatikan adanya perbedaan antara an-nidzam (sistem), al-mashadir (referensi) dan al-maqashid (tujuan). Sistem adalah perangkat atau hardware, bukan isi. Sistem adalah jasad sedang ruhnya adalah referensi dan tujuan. Sistem bisa apapun, tetapi referensi sistem tetaplah Islam, tujuannya tetap islam. Sistem mungkin berbeda tiap zaman, namun tujuan tetap Islam.
    5. e.      Para sahabat sangat memahami hal diatas, sehingga ketika Rasulullah saw. wafat, mereka tidak kebingungan menentukan masa depan Islam, karena mereka memahami bahwa referensi sitem politik mereka adalah Islam. Mereka berkukuh dalam mempertahankan standarisasi Negara Islam saat itu, yaitu persatuan umat yang meliputi seluruh wilayah Islam dan menghidupkan nilai Islam di masyarakat. Namun mereka tidak kelu dalam berkreasi dan berinovasi. Mereka menentukan sistem politik Islam yang baru, yaitu sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan zaman mereka. Sistem yang mampu menyatukan kaum muslimin sepeninggal Rasul saw.; sistemyang dapat mengakomodasi seluruh nilai Islam, yaitu Khilafah. Sistem khilafah sendiri tidak ada modelnya di zaman Rasulullah saw., sistem tersebut dibuat para sahabat sebagai saran menegakkan Islam
    6. f.        Jadi, penekanannya, sebuah sistem pastilah hasil kreasi manusia, selamanya akan selalu berkembang. Poin utamanya adalah bagaimana menguasai sistem yang ada untuk merealisasikan nilai-nilai Islam sebanyak-banyaknya.

 

  1. 3.       Sejarah Politik Islam
    1. a.       Bacaan primer para politikus muslim harusnya adalah sejarah politik agamanya, karena dari sanalah ia akan mendapatkan sumber inspirai yang kuat atas pertanyaan ‘dari mana aku mulai bergerak’.
    2. b.      Untuk itu, buku ini menceritakan Sejarah Politik Islam dimulai dari sejarah politik Rasulullah SAW; zaman Khulafaurasyidin; daulah Muawiyyah; daulah Abbasiyah; sampai daulah Utsmaniyyah yang harus rontok pada 1924 karena paham sekuler yang dibawa Musthafa Kemal Pasha ke Turki.
    3. c.       Pada bagian ini, buku ini menceritakan rangkaian strategi, kehebatan, kekalahan, dan figur-figur pemimpin yang luar biasa di tiap zamannya. Inspiratif!

 

  1. 4.       Langkah Politikku
    1. a.       Perubahan tidak dimulai dari Negara dan lembaga pemerintahan, tapi dimulai dari dalam diri manusia; sebagaimana firman Allah swt. “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’du:11)
    2. b.      Itulah sebabnya, perubahan-perubahan sepanjang sejarah tidaklah dimulai oleh massa, tapi otak besar satu-dua manusia. Adapun pusat perubahan itu berawl dari ilmu serta pemahaman, sebagaimana kata Al-Ghazali; kerja-kerja besar kenabian tu bisa terwujud dengan 3 dasar, yaitu ilmu, penghayatan, dan amal.
    3. c.       Islam di seluruh sisi kehidupan; akidah dan ibadah, Negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, moral dan kekuatan, kasih sayang dan keadlina, kebudayaan dan perundang-undangan, ilmu dan kehakiman, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, serta militer dan pemikiran
    4. d.      Tujuh tahapan perjuangan peradaban

                                                              i.      Ishlahul fardi wa I’dad ar-rijal (memperbaiki individu/menyiapkan kader)

                                                            ii.      Binaul usrah muslimah (membangun keluarga muslim)

                                                          iii.      Irsyadul mujtama’ (membimbing masyarakat)

                                                           iv.      Ishlahul hukumah wa iqamatud-daulah ‘ala asasil Islam (memperbaiki pemerintahan dan membangun Negara yang Islami)

                                                             v.      I’adatul khilafah (mengembalikan Khilafah)

                                                           vi.      Tahqisus siyadah (merealisasikan kepemimpinan Islam)

                                                         vii.      I’lanu ustadziyaul ‘alam (mendeklerasikan Islam sebagai guru peradaban alam semesta)

Tahap pertama peradaban itulah yang menjadi titik tolak umat Islam dalam memulai perjuangan politik pada khususnya. Perbaikan kepribadian atau penyiapan kader adalah modal dasar perjuangan politik. Madrasah tarbiyah Rasulullah saw. di Mekkah telah menghasilkan sepuluh sahabat terbaik yang matang secara pemikiran dan gerakan. Mereka-lah yang melanjutkan perjuangan dengan sangat baik pasca Rasulullah saw. wafat.

Tahap kedua adalah pembinaan keluarga muslim, ini adalah konsolidasi lapis dua. Para kader umat yang telah siap menggelar karnaval perubahan tidak cukup tanpa didukung semangat keluarga. Target pembinaan keluarga ini sampai pada tingkat mereka mampu menghormati langkah perjuangan dakwah dan menjaga nilai-nilai asasi keislaman di rumah sehari-hari. Termasuk tepat memilih pasangan hidup yang baik dan membina anak-anak dengan tarbiyah Islamiah sejak kecil. Fase perjuangan umat dalam menyiapkan kader dan keluarga disebut orbit pengokohan internal atau MIHWAR TANZHIMI.

Tahap ketiga adalah proses transformasi nilainilai kebaikan yang diyakini pribadi ke masyarakat. Disebut juga mihwar sya’bi.

Ketika interaksi kader-kader umat semakin meluas di masyarakat, hal ini membuka peluang baru untuk memasuki institusi-institusi masyarakat yang lebih tinggi, atau bahkan membangunnya sendiri, sehingga disini, orbit perjuangan lebih meningkat menjadi orbit institusional atau Mihwar muassasi.

Terakhir, Mihwar dauli, dakwah yang telah menegara.

  1. 5.      Tsawabit Politik Islam

Tsawabitlah yang menjaga eksistensi manusia dan tetap menjadikannya sebagai seorang manusia. Tsawabit itu berupa nilai-nilai yang mengatur kehidupan manusia. Ketika manusia hidup tanpa sebuah nilai, bagaimana jadinya kehidupannya? Apakah hanya menggunakan hukum rimba seperti yang ada di dunia politik dan ekonomi hari ini?

Semua yang Tsabit adalah yang tidak menerima perkembangan, ijtihad, dan penambahan, yaitu pada tema-tema akidah seperti soal keimanan, tema ibadah seperti empat rukun Islam setelah syahadat, tema akhlak seperti pokok-pokok prinsip akhlak seperti kejujuran, keberanian .. Semua itu adalah urusan tsawabit dalam agama ..

  1. a.      Akidah Tauhid; Semua aktivitas politik harus berlandaskan Akidah terhadap Allah SWT

Datanglah sebuah lintasan pikiran di dalam hatiku; dari mana para pejuang mendapatkan kekuatan energinya untuk berjuang? Dari jaminan penghargaan tanah air dan pujian masyarakat? Padahal, keduanya merupakan sandaran yang tidak memberikan jaminan. Atau dari kepercayaan diri? Padahal, percaya diri pun tidak menjamin, karena jiwa manusia terkadang jatuh di depan badai-badai godaan dan ancaman

Sesungguhnya, sandaran itu haruslah sandaran yang kokoh, tidak kenal goncangan. Manusia harus bersandar kepada sebuah kekuatan dahsyat yang jauh lebih besar dari kekuatan apa pun di muka bumi, sehingga setiap pejuang mampu berdiri tegap dihadapan ancaman dan kokoh menghadapi penolakan masyarakat.

Alangkah ruginya seorang pejuang jika mencari-cari sandaran di muka bumi ini! Alangkah sayangnya mencari sandaran dalam kehidupan ini! Hanya ada satu-satunya sandaran yang tak akan pernah bergoncang, satu kekuatan yang tak kenal mundur, ia adalah Akidah terhadap Allah – Sayyid Quthb

  1. b.      Tujuan Politik Islam 

Tujuan utama politik adalah memastikan aktivitas pemerintahan agar berorientasi pada kebaikan masyarakat dan meminimalisir kebijakan yang destruktif walaupun langkah-langkah tersebut tidak ada sumbernya dalam referensi Islam, tapi tentu tetap pada batas Tsawabit yang ada pada Islam. Ingat, pada ibadah ghairu mahdhah seperti politik, apapun boleh dilakukan kecuali jika ada dalil yang melarangnya. Tanpa pemahaman ini, seorang politikus muslim akan jadi ekstrem/kaku.

  1. c.       Domain Politik dan Referensinya

Referensi politik Islam adalah landasan bergerak seorang muslim dalam domain politik. Dalam istilah ushul fiqh disebut ad-dalil as-syar’i yaitu semua yang dijadikan landasan hukum syari’at dalam setiap aktivitas, baik berupa dlil yang pasti maupun perkiraan.

                                i.            Al-Qur’an dan Sunnah : Sudah jelas

                              ii.            Ijmak

Adalah persetujuan seluruh ahli ijtihad muslim dalam suatu masa setelah wafat Rasulullah saw. atas suatu hukum syar’i dalam menghadapi sebuah realitas. Insyaallah ini aman, karena harus disepakati oleh SELURUH ahli ijtihad dan Rasulullah saw. pernah mengatakan: “Umatku tidak akan pernah bersepakat dalam kesalahan.”

Islam tidak meninggalkan teks atas semua persoalan yang mungkin berubah secara substansial dan fundamental sesuai perubahan zaman, tempat, dan manusia, inilah yang disebut manthiqatul ‘afw.

  1. d.      Prinsip Politik Islam

                                i.            Keadilan : adalah konsistensi seluruh pelaku politik dengan standar akidah tauhid dalam menghadapi seluruh konstalasi politik

                              ii.            Syuro : Syuro tidak dilakukan dalam urusan-urusan detail yang sudah dijelaskan secara gambling dalam Al-Qur’an dan Sunah. Hasil keputusan syuro tidak boleh bertentangan dengan teks-teks syariat yang jelas dan tidak diperdebatkan

                            iii.            Kebebasan : Kebebasan mengekspresikan pandangan politik, memilih pemimpin, mengkritik, mengontrol politik dan membuat perkumpulan

 

  1. 6.      Mutaghayyirat Politik Islam

Adalah sesuatu yang bisa ditakwilkan atau dikiyaskan, oleh karena itu mutaghayyirat merupakan lading-ladang ijtihad dari semua urusan yang tidak ada dalil pastinya, baik dari teks maupun ijmak yang shahih.

  1. a.       Manuver Politikus Muslim

                                                              i.      Konfrontasi Politik

                                                            ii.      Revolusi Politik

                                                          iii.      Musyarakah (Partisipasi) Politik

  1. b.      Demokrasi adalah sistem yang paling kondusif untuk peletakan nilai-nilai Islam dalam pelaksanaan Negara, karena memungkinkan banyak partisipasi.

 

Negara bukanlah tujuan akhir. Negara adalah awal kita melangkah menuju peradaban dunia.

Ramadhan dan Merdeka

•22/08/2011 • Leave a Comment

Usai ratusan tahun merangkak dibawah penjajahan, genap 66 tahun silam, tepatnya pada 17 Agustus 1945, dengan lantangnya Bung Karno mendeklarasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Hari itu adalah Jum’at 9 Ramadhan 1364 H. Di tengah terik matahari peralihan pagi dan keringnya kerongkongan karena shaum Ramadhan, teks proklamasi dibacakan sebagai titik awal –bukan titik akhir- perjuangan kemerdekaan bangsa ini.  Ya, bangsa ini kembali tegak berdiri dari penindasan  pada bulan suci Ramadhan.

Sebuah bangsa yang merdeka, punya manusia yang juga merdeka. Bangsa merdeka bukan hanya membutuhkan pemimpin yang merdeka, melainkan membutuhkan sebuah tim yang merdeka, rakyatnya. Lihat saja, kemerdekaan bisa  kita raih bukan karena keberanian founding fathers semata,  melainkan kepedulian pemuda yang kala itu menculik mereka ke Rengasdengklok. Tak kalah, perjuangan para ulama dan petani pun turut berkontribusi.  Mereka mengorbankan individualitas dan  kenyamanan untuk sebuah kelelahan dan kemenangan.

Merdeka, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah; bebas dari perhambaan, bebas dari penjajahan, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu. Kemerdekaan bukan semata deklarasi masif yang berisi penolakan terhadap penjajahan. MERDEKA ADALAH NILAI, bukan sekedar deklarasi. Ketidakbergantungan pada pihak lain adalah sebuah nilai yang wajib kita tanyakan kepada diri dan bangsa kita sendiri. Bukan bermaksud negatif, namun mari kita ‘periksa’ sedikit situasi bangsa ini; tambang banyak dikuasai asing, kasus vaksin flu burung yang mencederai harga diri bangsa tak kunjung usai, praktik penegakan hukum yang seolah paralysis terikat kepentingan politik dan uang, dan –mungkin- masih banyak lagi.

Pemuda tidak hadir di dunia untuk terus mencari kesalahan dan menyalahkan keadaan. Keadaan bangsa saat ini adalah sebuah realita yang harus dicarikan solusinya, bukan sekedar dihidupkan provokasinya. Bangsa ini merindukan integritas. Keadaan pemuda saat ini adalah REPRESENTASI keadaan bangsa ini di masa depan. Bila saat kita masih dengan mudah dan tanpa rasa bersalah untuk MENYONTEK, jangan salahkan bila korupsi masih akan menjadi sahabat karib Negara ini di masa depan.  Bila saat ini kita masih dengan senang hati titip absen, maka jangan salahkan bila kursi-kursi Anggota Dewan di masa depan akan banyak kosong tak terisi saat rapat. Bila saat ini kita masih dengan bangganya tidak tepat waktu, maka jangan salahkan bila penanganan bencana di Indonesia masa depan akan sama lambatnya dengan saat ini.Bila saat ini kita dengan mudahnya egois tidak memikirkan lingkungan sekitar, maka jangan salahkan bila di masa depan akan muncul kasus vaksin flu burung lain yang akan semakin mencederai harga diri bangsa ini. Ya, kita harus memastikan bahwa diri kita telah merdeka dari hawa nafsu keduniawian yang merugikan; kecurangan, ketidakpedulian, egoisme masa muda (pengen seneng doang, ga mikirin bangsa sendiri), dan kemaksiatan yang merupakan akar dari kemunduran bangsa ini.

Ramadhan adalah kala terbaik untuk memerdekakan diri sendiri. Shaum tak hanya sekadar menahan keroncongan dan dahaga, tapi juga memastikan bahwa setiap aspek diri kita dapat kita kontrol untuk menjauhi semua kemaksiatan, untuk melakukan amal shalih yang sebanyak-banyaknya. Itulah kemerdekaan hakiki, dimana tak ada kontrol yang lebih kuat –termasuk kontrol hawa nafsu- selain kontrol akal kita terhadap diri kita sendiri. Kita merdeka dari hawa nafsu, merdeka dari godaan syaitan.

Ramadhan adalah lautan hikmah dan juga kemenangan. Kaum muslim menaklukkan 1000 kafir cukup dengan 313 pasukan pada perang Badar saat Ramadhan. Fathul Makkah, kemenangan besar tanpa pertumpahan darah pun terjadi di bulan ini.Bahkan penantian ratusan tahun bangsa ini untuk merdeka pun berakhir di bulan terbaik ini.  Saatnya kita meraih kemerdekaan yang holistik dan sempurna, meliputi seluruh aspek kehidupan kita. Yang paling utama dan berat dari semua ini adalah  kemerdekaan dari hawa nafsu yang melenakan dari tujuan utama kita; penghambaan pada Tuhan Yang Maha Esa.

Bangsa adalah rakyatnya. Sebuah bangsa tak akan merdeka bila rakyatnya belum siap untuk merdeka. Maka langkah pertama untuk memerdekakan bangsa ini bukanlah perbaikan signifikan di meja pengadilan maupun di gedung DPR Senayan, melainkan perbaikan diri sendiri. Saatnya meraih kemerdekaan sejati untuk Indonesia dengan memerdekakan diri sendiri di bulan yang ‘memerdekakan’ ini. MERDEKA!

Hanya Idealisme

•21/08/2011 • Leave a Comment

Betapa inginnya kami, agar bangsa ini mengetahui

bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri

Kami berbangga, ketika jiwa-jiwa kami gugur

Sebagai penebus bagi kehormatan mereka,

Jika memang tebusan itu yang diperlukan

Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan,

Dan cita-cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar

Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini,

selain rasa cinta yang telah mengharu-biru di hati kami, menguasai perasaan kami,

memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami

Betapa berat rasa di hati, ketika menyaksikan bencana yang mencabik-cabik bangsa ini,

sementara kita hanya menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan

Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa kami membawa misi yang bersih dan suci,

bersih dari ambisi pribadi,

bersh dari kepentingan dunia,

dan bersih dari hawa nafsu.

Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia, tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya.

Tidak juga popularitas, apalagi ucapan terima kasih.

Ya kami inginkan adalah terbentuknya Dakwah Islam yang lebih baik, bermartabat

Serta kebaikan dari Allah pencipta alam semesta

Kultwit #teladan. Selasa, 19 Juli 2011

•19/07/2011 • Leave a Comment

1. Hai orang2 yg beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yg TIDAK KAMU PERBUAT ? …. #teladan

2. …. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (Q.S 61:2-3) #teladan

3. Ali ra berkata, “Barangsiapa meletakkan dirinya sebagai PEMIMPIN, maka hendaklah dia memulai dengan; …..” #teladan

4. “……. mengajari dirinya sebelum mengajari orang lain…. ” #teladan

5. “… Dan hendaklah dia membersihkan langkah kehidupannya sebelum membersihkan LISANnya…” #teladan

6. “… krn org yg mengajari&membersihkan dirinya itu lebih berhak dimuliakan drpd org yg mengajari manusia&membersihkan mereka” #teladan

7. Asy-Sya;bi berkata, “Akan tampak di hari kiamat suatu kaum dr penghuni surga atas penghuni neraka…” #teladan

8. “… Penghuni surga itu bertanya kepada mereka, ‘Apa yang menyebabkan kalian masuk neraka?…” #teladan

9. “…’padahal kami bisa masuk surga berkat pendidikan dan pengajaran kamu?’ Maka penghuni neraka tsb. menjawab : …. ” #teladan

10. “…’Sesungguhnya kami dahulu memerintahkan untuk berbuat baik, tapi kami tidak melaksanakannya’…” #teladan

11. “…’Dan kami juga melarang manusia dari kemaksiatan, tetapi kami melakukannya.” #teladan

12. Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebajikan,sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, …. #teladan

13. … padahal kamu membaca Kitab ? Maka tidakkah kamu berpikir ? (Q.S 2:44) #teladan

14. Rangkaian dalil yang menohok bagi seorang muslim. Agama ini tegak atas keteladanan. Agama ini ada untuk jadi solusi. #teladan

15. Jd kalo kita sibuk berdakwah/mengingatkan, tp kita belom nyontohin, lah yg kita ingetin pan jadi bingung —> Ini agama SEPIK ? #teladan

16. Dan representasi Islam bukan pada ulama, ustadz, ketua DKM, atau ketua Senat; tapi pada SETIAP MUSLIM. KITA. #teladan

17. Jadi kalau kita ga ngasih teladan yg baik, padahal udah jelas aturan Islam-nya buat kita……. #teladan

18. Jangan2, kita sendiri-lah yg menyebabkan agama ini tampak terbelakang, fanatis-nonsolutif. Bukan salah siapa2, tapi salah kita. #teladan

19. Soo, keteladanan bkn PR Ketua DKM/Ketua Senat/Pejabat, tp PR bg kita tiap muslim, yg udh bs bc ptunjuk; Qur’an&Sunnah 🙂 #teladan

20. Hiks, sy sendiri sedih sbg muslim masih ngaco begini. Semoga 19 twitt kebelakang bs jd sarana mengingatkan. Semangat jadi #TELADAN ! 🙂